Bulan Juni 2010 adalah bulan bulan bola. Penduduk dunia pada ba situngkin menontonya. Hampir setiap hari tv menggelar adu kambing antar negara penguasa olah kulit bundar. Walaupun Indonesia belum mampu tembus ke level piala dunia kali ini, tapi itu tidak menyurutkan semangat penggemar sepakbola tanah air, bahkan eforia-nya sudah sangat berlebih, alias banyak yang kena penyakit yang namanya demam bola.
Aku sebenarnya juga hobi nonton bola, jadi tak luput juga ikutan nibrung menyaksikan setiap pertandingan piala dunia. Mungkin sejak kick off Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dimulai, sejak itu pula kekesalan penonton dan pendukung negara yang sedang bertanding terhadap putusan wasit yang memimpin pertandingan dimulai. Masih teringat sebuah gol cantik tim Mexico di gawang tuan rumah yang dianulir wasit menjadi offside. Kejadian itu terus berulang diberbagai pertandingan, kejadian sangat tragis terjadi tadi malam saat pertandingan antara Inggris versus Jerman. Gol tendangan jarak jauh Lampard dianulir wasit karena dianggap belum melewati garis gawang. Padahal kalau saja dinyatakan gol tentu motivasi pemain Inggris akan meningkat karena mampu menyamakan kedudukan menjadi 2:2, walaupun Tim Panser bermain sangat bagus malam itu dan pantas pula mereka menjadi pemenang pertandingan ini.
Yah … begitulah sepakbola. Keputusan wasit adalah keputusan final yang tidak bisa diganggu gugat. Bisa jadi hal-hal di atas bukanlah kesalahan yang sengaja dibuat oleh seorang wasit, tetapi kemampuan manusia yang terbatas sehingga tidak mampu menghasilkan keputusan cepat yang benar-benar berdasar. Padahal teknologi saat ini sudah sangat maju, sehingga kita pun sebagai penonton versi layar kaca dapat melihat replay (tayangan ulang kejadian) yang sacara tidak langsung mempertontonkan keteledoran dan keterbatasan wasit dalam memimpin pertandingan.
Mengapa protes pemain tidak digubris?
Apakah sepakbola harus se-kaku dan se-otoriter ini?
Tak ada salahnya, wasit menghentikan pertandingan sejenak untuk memastikan kejadian yang sebenarnya versi tangkapan kamera yang telah dipasang di berbagai sudut lapangan. Apa bedanya dengan tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain terhadap pemain lawan yang menyebabkan terjadinya penambahan waktu beberapa menit dipenghujung pertandingan.
Mungkin kita sebagai penonton versi layar kaca, 1(satu) menit pasca kejadian (setelah melihat replay kejadian) kalaulah boleh menelpon si wasit yang memimpin pertandingan tentu kita bisa memberikan masukan bahwa kejadian itu berupa gol offside, bola out, atau benar-benar gol. Sebuah keanehan apabila pertandingan sepakbola yang sangat spektakuler seperti ini, tak menerapkan kemajuan teknologi.
Bisa saja menugaskan seorang wasit cadangan yang khusus bertugas menjadi operator di belakang layar tv (setelah melihat replay kejadian) langsung mengirimkan masukan/pulse yang dapat ditangkap oleh wasit utama melalui sebuah jam tangan berkode lampu dan sebagainya ditengah lapangan. Atau memasang sebuah perangkat elektronik pada tiang gawang dan bola itu sendiri. Apabila bola telah melewati garis gawang, wasit utama akan mendapatkan kode/pulse pada jam tangan yang digunakannya. Mungkin para pakar teknologi tak akan ada yang menyangkal bahwa hal ini tidak bisa direalisasikan dan diterapkan dalam sebuah pertandingan sepakbola.
Tentu semua itu tergantung FIFA yang punya otoritas dalam menyempurnakan sistem pertandingan dan sistem perwasitan olahraga sepak bola ini. Mungkin mereka masih fobia terhadap ternologi sehingga masih berpemikiran primitif sehingga sampai saat ini, ketidakadilan putusan wasit terhadap setiap kejadian melukai perasaan penggemar dan pendukung pihak yang dirugikan.
Ini hanyalah sebuah masukan untuk memodernkan pertandingan sepakbola. Sehingga disetiap pertandingan sepakbola benar-benar berjalan secara fair tanpa cacat yang disebabkan human error. Menang ataupun kalah pada sebuah pertandingan sepakbola bisa diterima secara lapang dada tanpa catatan-catatan dan embel-embel yang kadang tak seharusnya terjadi.
Aku berharap tim dukunganku menang malam ini, walaupun peluangnya sangat tipis karena langsung bertemu dengan kandidat juara yakni Brazil. Tiada soal bagiku apabila Chile kalah atas Brazil malam ini asal pertandingan tersebut tak tercederai oleh keputusan salah wasit yang memimpin pertandingan tersebut.
Mudah-mudahan tidak demikian …
Pondok Bakso Mas Widodo
Pasar Baru Limau Manis
28 Juni 2010, 19:52 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar