Rabu, 19 September 2007

Cangkir Cantik

Sepasang pengantin baru pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah ulang tahun buat sobat mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik.
‘Lihat cangkir itu,’ kata si istri kepada suaminya.‘Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,’ ujar si suami. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara.

‘Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna.Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing.

Stop !Stop !Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata ‘belum !’lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang.Stop! Stop ! teriakku lagi.Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku.Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian.Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.Tapi orang ini berkata ‘belum !’Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku.

Oh ternyata belum.Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. ‘Stop ! Stop !’Aku berteriak. Wanita itu berkata ‘belum !’Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya!‘Tolong ! Hentikan penyiksaan ini !’ Sambil menangis aku berteriaksekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas ‘menyiksaku’ kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali.Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Seperti inilah Allah membentuk kita semua. Pada saat Dia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan lebih berbinar dari cangkir-cangkir yang lain. Bukankah sejarah menunjukkan kepada kita begitu banyak kebahagiaan dan kesuksesan akan didapatkan oleh seseorang setelah melalui berbagai proses yang kadang-kadang mungkin kitapun tidak akan sanggup seperti mereka.

Jadi Kawan2 ku semua, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai cobaan dalam hidup ini maka jalanilah dengan sabar sebab kamu tahu bahwa UJIAN terhadap IMANMU menghasilkan KETEKUNAN. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu MENJADI SEMPURNA dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Apabila kawan2 sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk kita. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, yakinlah bahwa kawan2 akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk kita.

Selamat menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan kawan2, mudah-mudahan pasca Ramadhan ini kita lebih "cantik" dari keadaan kita sekarang, semoga kita tidak masuk dalam kategori orang2 yang merugi, Amien.

(Limau Manis, 19 September 2007)

Senin, 17 September 2007

Prihatin Ramadhan

Itu bukanlah nama seseorang, tapi ungkapan ku melihat kaadaan saat ini di Sumatera Barat. Gempa yang menggoncang pantai barat sumatera yang memberikan suprise untuk warga kota Padang tempat ku berdomisili. Dimana semua sedang mempersiapkan diri untuk menyongsong kedatangan Ramadhan. 10 menit sebelum sholat magrib (Rabu/12/09/2007)musibah itu datang. Kecemasan langsung merasuk di dada karena pengumuman Pemda Kota Padang dan BMG gempa kali ini berpusat di Bengkulu dan rawan terjadinya tsunami, di harapkan warga mencari tempat tinggi.


Sebagian besar ngungsi, ke limau manis, indarung, dan lubuk minturun. Tidak sampai satu shaf kami sholat tarawihan malam pertama ramadhan yang biasanya tikar di mesjidku tidak pernah cukup untuk umatnya seperti tahun2 yang lalu. Semua pada ngungsi, jaga2 kalau memang ada tsunami-nya.

Sebuah Plaza terbesar di Kota Padang terbakar, sebuah perusahaan supplyer mobil terbesar di kota padang (tiga lantai) ambruk jadi 1/2 lantai, dan merenggut nyawa direktur perusahaan tersebut, belum lagi beberapa kecelakaan kendaraan akibat desak2kan dengan yang lain saat ngungsi menuju tempat tinggi. sekian ratus rumah rusak, tapi daerah yang paling parah ketika itu adalah kec.muko-muko bengkulu dan kec. lunang silaut pesisir selatan.

Pagi harinya (Kamis/13/09/2007)pukul 7 lebih kurang, hari pertama puasa ramadhan bagi kaum muslimin tanah ini bergoncang lagi, bahkan lebih keras dari gempa besar kemaren petang. Semua panik dan sockh dan terjadi pengungsian ke 2 seperti tadi malam.

ada sebuah kejadian menarik kala itu yang saya alami. Pasca gempa pagi tersebut, listrik pun padam, sinyal handphone lenyap, tinggal pusat informasi hanya di Radio. Di kampung ku kami ngumpul di lapangan dan kebetulan ada salah satu yang mbawa radio. Kebetulan Bapak Fauzi Bahar sudah on-air di RRI untuk menenangkan warga kota padang agar jangan panik. Ada sebuah kejanggalan yang kami dengar dan rasakan kala itu.

Pasca gempa jam 7 pagi tersebut sering diselingi gempa-gempa susulan yang besarnya lumayan yang dapat membuat orang-orang keluar rumah lagi. Ada 4 ulama besar Sumatera Barat yang juga menyempatkan diri untuk singgah di Radio RRI kala itu, disamping juga banyak tamu-tamu lain yang hadir kala itu diantaranya: Gubernur dan Wakilnya, Pakar Gempa, dan lain-lain. Tetapi kehadiran 4 ulama yang selama ini sangat di segani oleh warga Sumatera Barat inilah yang agak berbeda dari tamu-tamu yang lain di RRI kala itu.

Bagaimana tidak bikin kami heran, karna setiap do'a yang dilantunkan oleh masing-masing ulama tersebut selalu diselingi oleh gempa susulan. Apakah itu masih bisa disebut dengan sebuah kebetulan? Padahal do'a tersebut dibaca dengan sungguh2 bahkan ulama pertama bahkan sampai terisak2 memandu do'a agar Allah menjauhkan bencana ini dari kami warga Sumatera Barat. Tidak sampai beberapa detik pasca do'a mucul gempa. Begitu seterusnya tidak jauh beda juga terjadi ketika ulama yang lain datang ke RRI dan memandu do'a. kejadian tersebut berlangsung dalam rentang waktu 4 jam (08.00 s/d 11.00 WIB).


Sehingga ada sebuah kesimpulan yang diambil oleh bapak2 yang ada dilapangan tempat kami mengungsi yaitu: "Sedangkan Ulama yang kita yakini adalah orang yang lebih dekat dengan Allah, doanya saja belum tentu di kabulkan, apalagi kita yang sholat saja tidak pernah tepat waktu?".


Itu menunjukkan bahwa kita masih jauh dari Allah. Padahal dalam sebuah Hadist Qudsi Allah mengatakan " Apabila kamu berusaha mendekat kepada-Ku sejengkal maka aku akan mendekat sehasta". Mudah2an dengan adanya peringatan dari Yang Maha Kuasa dalam bentuk gempa ini kita lebih berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Saya rasa moment yang pas buat kita semua karena bencana ini datang disaat kaum muslimin melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Saya yakin bahwa Allah masih sayang pada masyarakat Sumatera Barat (Ar-Rahman dan Ar-Rahim)(Tabing, 14 Sept 07)

Senin, 03 September 2007

Indahnya Cinta...

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan to masa depan.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan kata orang bijak apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan saya yakin kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah.