Kamis, 04 November 2010

GANK METEO


Gank, begitulah kami membahasakan sebuah kelompok dengan personil anggota di sebuah daerah territorial yang memiliki kesamaan presepsi sehingga berhasil membina hubungan hablum minnas di antara mereka. Kami sepakat menamakannya “Gank Meteo”. Kenapa Meteo ? Kebetulan karena kami tinggal di Komplek Meteorologi dimana orangtua kami bekerja. Aku gak tau persis kapan didirikan dan dibubarkannya gank ini. Gank ini muncul setelah diaklamasikannya sebuah gank sejenis di komplek PU yang berdekatan dengan tempat tinggal kami.

Berawal dari sebuah pertikaian teman sejawat yang kebetulan tetanggaku dengan anak dari komplek PU selepas pulang mengaji di masjid Nurul Falah. Pertikaian semakin melebar karena ada isu bahwa anak-anak PU akan mengadakan perhitungan (alias menyerang) komplek Meteo. Menyikapi hal itu, anak-anak meteo berkumpul untuk bersatu mengatisipasi ekspansi Gank PU. Terbentuklah Gank Meteo, dan uniknya, gank meteo tidak memiliki ketua dan struktur yang jelas, semua berkedudukan yang sama.
Yang terpikir pertama kala itu, kita harus memiliki markas sebagai tempat berkumpul dan konsolidasi. Menyiapkan senjata, berupa pedang kayu (terinspirasi dari pedang Satria Baja Hitam RX), Katapel, ranjau, dan lain-lain. Namanya anak-anak pertikaian kala itu tidaklah didominasi oleh adu fisik saja tapi lebih dominan saling ejek, saling ancam, atau bersaing memperbagus markas masing-masing.

Markas Gank Meteo kami pilih di samping rumah petak yang tidak berpenghuni dekat rumahku. Terbuat dari susunan triplek sisa milik bengkel Kade yang dicuri malam hari (karena setelah diminta dengan baik-baik mereka nggak mau ngasih). Kalau aku gambarkan seperti rumah gubuk di pinggiran kali Ciliwung Jakarta yang sering digusur Satpol PP di tv. Untuk masuk ke dalam markas harus hati-hati karena banyak perangkap yang dipasang. Salah satunya apabila salah langkah niscaya sebuah kotoran Jawi (sapi) akan mendarat di muka pendatang haram tersebut.

Dalam markas tertulis nama-nama personil gank lengkap dengan ke ahlian masing-masing seperti: si A (Penyusup), si B (Pengintai), si C (ahli strategi), dsb. Ada gudang senjata, gudang logistik, dan pustaka mini. Untuk menjadi personil gank butuh mendapat kesepakatan dari seluruh anggota gank meteo dan lulus tiga jenis test dengan predikat baik. Hal ini akan berlaku pada anak baru pindah di sekitar komplek kami tinggal. Test yang berat, beruntung aku termasuk pendiri gank sehingga tak perlu menjalaninya.
Test pertama adalah uji keberanian yakni mengintari pinggir gudang pupuk sebelum sholat Magrib.

Gudang pupuk yang berukuran panjang kurang lebih 200 meter dengan lebar 100 meter yang berada depan komplek kami. Gudang tersebut terbuat dari kayu yang berpondasi beton. Dinding gudang agak menjorok ke dalam sehingga kita bisa berjalan mengintari gudang di atas pondasi gudang yang tingginya 2 meter dari permukaan tanah. Bagian depan gudang sangat bersih, tapi pada bagian samping kanan, kiri dan belakang dikelilingi hutan rawa Parak Bobo. Kelihatannya gampang, tapi aku pun melakukannya di siang hari tidak berani kalau sendirian. Beberapa kali kami survey secara bersama-sama, kita bisa melihat orang hutan dan kera bergelatungan di atas pohon, bahkan pernah juga melihat ular besar sedang di bobok di atas batang kayu di belakang gudang pupuk. Kalau tidak hati-hati kita bisa jatuh ke bawah rawa, dan kalau jatuh merupakan hal mustahil untuk naik ke pinggir gudang karena tingginya 2 meter. Jadi harus fokus, berjalan harus menyandar ke dinding gudang, dan dengan gaya jalan menyamping, sampai di ujung baju bagian belakang bisa hitam akibat debu yang menempel pada dinding kayu gudang.

Apabila berhasil pada test pertama baru bisa lanjut ke test kedua. Test kedua adalah tidur di ujung landasan Bandara Tabing saat pesawat turun. Kebetulan ujung landasan Bandara Tabing tepat sejajar di belakang tempat tinggalku (tepatnya di belakang komplek PU). Dulu sekeliling bandara belum dipagar seperti sekarang. Jadi ujung aspal landasan Bandara Tabing menjadi area main favorit anak-anak Linggarjati. Apalagi saat film kartun Yonkuro booming di TVRI, semua anak merengek minta dibelikan mobilan berbaterai pada orang tua masing-masing yang harganya cukup mahal kala itu. Hampir tiap sabtu-minggu sore diadakan pacu mobil di ujung aspal Bandara Tabing.

Sebenarnya hal ini sangat dilarang, tetapi mau gimana lagi, kita tak akan bisa menemukan aspal nomor wahid seperti Bandara Tabing yang sangat cocok dijadikan track pacu mobil-mobilan Yonkuro. Walau berkali-kali dikejar satpam bandara, anak-anak tidak pernah jera, mungkin karena tak satupun anak yang tertangkap tangan oleh mereka. Bagaimana bisa tertangkap, pak satpam tersebut ngejarnya dengan sepeda di pinggir landasan yang berjarak 1,5 km dari ujung landasan tepat kami main. Bisanya kami tunggu sampai separuh jalan (kira-kira sejajar dengan Asrama Haji) baru kami membubarkan diri sambil mengejek pak satpam bandara agar lebih semangat mengayuh sepedanya. Hal ini terjadi berkali-kali sampai satpam bandara pun kapok sehingga membiarkan kami main di sekitar ujung landasan.
Pernah suatu sore kami ketangkap basah oleh si Satpam. Sebenarnya bukan tertangkap, tetapi kala kami masuk ke area bandara ternyata sudah di tunggu oleh dua orang satpam tepat di ujung landasan. Karena kaget melihat mereka ada di sana, kami langsung balik kiri untuk kabur. Mereka langsung teriak agar kami tidak pergi, mereka minta waktu untuk ngomong dengan kami. Setelah rapat kecil dengan teman-teman, kami sepakat secara bersama-sama menemui pak satpam tesebut di ujung landasan.
Berikut poin-poin MoU perwakilan anak-anak Linggarjati dengan pihak Bandara Tabing yang diwakili oleh Satpam :

1. Tidak terlalu sering bermain di area landasan bandara karena itu “Sangat Berbahaya” (maksimum 2 kali seminggu).
2. Kalaupun bermain hanya boleh di bagian ujung landasan, dengan catatan apabila lampu peringatan telah berwarna kuning segera meninggalkan area landasan untuk sesaat. Pada pinggir landasan menancap tiga buah trafick light seperti di jalan raya, tapi dengan posisi tidur dengan terjemahan :
• Lampu Hijau : Tidak ada rencana akan ada pesawat yang akan terbang maupun turun.
• Lampu Kuning : Lebih kurang 10 menit lagi akan ada pesawat yang akan menggunakan landasan.
• Lampu Merah : Lihat kanan-kiri anda, pasti ada penampakan pesawat terbang yang siap memekakkan telinga anda.
3. Butuh kerjasama yang baik antar kedua belah pihak sehingga tidak ada satu pihak pun yang dirugikan.

Aduh, ngalor ngidul ke mana ini cerita. Mari kita kembali pada persoalan test kedua, yang kelihatannya tidak sesulit test pertama. Hanya dengan tidur di tengah landasan pacu bandara tabing, tentu pada bagian ujung. Selain test keberanian dan nyali sekaligus test ketahanan indera pendengaran masing-masing. Oleh karena itu, peserta test diperbolehkan untuk menutup kedua telinga tapi tidak boleh menutup mata. Kalau menutup mata berarti didiskualifikasi. Mungkin di atas sana Bapak Pilot Maskapai Penerbangan Garuda, Mandala, atau Merpati hanya bisa geleng kepala melihat apa yang kami kerjakan. Hal ini sangat terbantu berkat kehadiran trafick light di atas. Lampu kuning berarti siap-siap, dan lampu merah is time to action.

Kalau berhasil, maju ke tahap terakhir yakni menyusup ke markas lawan sekaligus uji loyalitas terhadap gank. Test terakhir ini tidak dilakukan sendiri, tapi dilakukan secara bersama dengan perencanaan yang matang oleh gank meteo. Kontestan tinggal mengikuti instruksi yang kami berikan kalau ingin selamat dalam misi ini, karena hal ini sangat beresiko tinggi. Apabila gagal atau ketahuan bisa berakibat meletusnya perang antar gank. Indikator keberhasilan penyusupan adalah peserta test berhasil menerobos masuk ke dalam markas lawan, melumpuhkan ranjau-ranjau mereka, mencatat inventaris senjata dan perlengkapan, statistik perkembangan anggota mereka serta berhasil keluar dari markas mereka tanpa ketahuan dan meninggalkan jejak sedikitpun. Pengalaman penyusupan sebelumnya sangat membantu dalam pengerjaan misi ini.

Waktu yang paling tepat adalah sore sehabis belajar mengaji di Mesjid Nurul Falah jelang sholat asyar bersama. Penyusup diupayakan lebih dahulu mangkir dari mesjid setelah mendapat aba-aba dari kami. Sebelum action perlu dicek kehadiran personil lawan apakah semua hadir di masjid atau tidak. Kalau ada yang bolos, berarti rencana ditunda karena ada kemungkinan mereka sengaja cabut mengaji dan 80 % pasti berada di markas mereka. Perlu menjadi catatan, misi penyusupan tidak untuk merusak markas lawan, tapi mengumpulkan data terbaru perkembangan gank lawan, sehingga apabila meletus perang antar gank tentu kami lebih mudah melumpuhkan serta menghancurkan markas mereka.

Kalau kontestan berhasil melaksanakan rangkaian test di atas biasanya bisa langsung dinobatkan sebagai anggota gank meteo yang baru. Apabila terjadi sedikit kegagalan biasanya perlu diputuskan di rapat internal personil gank. Biasanya banyak yang gagal pada test pertama, kalaupun berhasil biasanya dengan sedikit kencing di celana waktu mengintari gudang pupuk.

Sekarang baru aku sadar bahwa dari kecil aku telah belajar bagaimana membentuk sebuah organisasi, membuat aturan main, punya mekanisme yang jelas dalam penetapan anggota, membuat rencana-rencana kecil secara bersama. Sekarang semua itu telah punah dan tercerabut dari kampung kami tercinta Linggarjati Tabing Padang. Tak terdengar lagi keceriaan bocah-bocah kecil main sepak tekong, taok gambar, potok lele, adu kelerang, sampai perang antar gank di jalanan kampung kami. Kemana mereka? Apa mereka keseharian mereka dihabiskan dengan belajar, bobok siang, nonton tv, atau sibuk main PS/game komputer?

Demikianlah sedikit catatan dari banyak kenakalan-kenalalan masa kecilku. Terima kasih buat kawan-kawan kecilku, mungkin tanpa kamu semua hal ini hanyalah khayalan semata. Wah . . . sudah pada sukses semua, kapan kita bisa ngumpul bareng lagi . . . ya?

Catatan : Mohon maaf cerita di atas sedikit dibumbui agar lebih menarik bagi pembaca. Bagian mana yang dibumbui? Tentu hanya anak-anak komplek meteo yang mengetahuinya, He … He …

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI KAWAN-KAWAN

23 September 2009, jam: 18:47

Tidak ada komentar: