Rabu, 23 Juli 2008
Monotracker: Motor dengan Desain Pesawat Tempur
Sumber: desiran.blogspot.com
Mazda Furai; Mobil Berteknologi Tinggi 2008
Konsep Furai yang cukup menarik perhatian publik. Mobil konsep ini ditenagai oleh 3 rotor Mazda 20b rotary engine yang bahan bakar E100 ethanol dan menghasilkan 450 hp. Mengusung disain yang berbasis mobil balap pada American Le MAns Series car dan mengaplikasikan Courage casis C65 dengan mesin 450 hp three-rotor rotary di bawah kap.
Furai dengan sengaja akan mengaburkan batas yang secara tradisional membedakan antara mobil balap dan mobil jalanan. Secara historis, ada celah antara mobil yang khusus dipakai balap dengan mobil jalan raya, biasanya disebut supercar, yang menyamai mobil balap di jalan raya. Furai menjembatani celah itu yang tidak pernah dilakukan mobil lainnya.
Kapan Ya Gue Bikin Garasi tuk ini mobil..... He. He...
Senin, 21 Juli 2008
Waktu Jalan2 Ke Eropa, he.....
Senin, 14 Juli 2008
"Sibuk” dan “Lapang” dalam Waktu yang Bersamaan, Mungkinkah?
Apakah mungkin seseorang bisa menjadi “sibuk” dan “lapang” dalam waktu yang bersamaan? Merupakan pertanyaan yang sering muncul di kepala dua bulan ke belakang.
Sabtu (12/07/08), aku kosongkan waktu tak melakukan apapun, hanya duduk santai di atas sofa sambil membaca buku-biku yang sempat ngambek akibat tak tergubris lebih dua bulan. Akhirnya novel tetralogi Pramudya Ananta Toer buku ke-4 (Rumah Kaca) selesai juga kurampungkan. Tiba-tiba aku teringat ada sebuah buku yang belum sempat terbaca judulnya “The One Who is Not Busy” buah tangan Darlene Cohen. Kayaknya mewakili sekali kondisi yang sedang kuhadapi saat ini.
- Melakukan meditasi sejenak setelah melaksanakan shalat
- Menatap ke luar jendela sejenak
- Menggerakkan beberapa organ tubuh (kaki, tangan, leher serta kepala) selama lima menit setiap jamnya saat mengoperasikan komputer
- Beristirahat satu hari setiap minggunya
- Mengambil cuti tahunan untuk berkunjung ke tempat wisata
- Mandi air panas
- Melakukan aktivitas olahraga yang digemari
- Menikmati perjalanan dengan pancaindera(sekedar menikmati indera penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perasa)
- Melekukan meditasi untuk merenungi yang telah dilakukan dan merencanakan sesauatu yang akan dikerjakan sambil berjalan (berjalan sekitar 2 km sampai ke rumah di waktu pulang kerja)
- Sadar dalam menyantap makanan (kesadaran ekslusif dalam menggigit, menguyah, mengecap, dan menelan merupakan fokus tunggal)
- Dan cara-cara lain yang sejenis.
Senin, 07 Juli 2008
Tersenyumlah Kawan !!!
Mungkin ketika kamu marah, kesal karena banyak masalah, tersinggung, tertekan, dan perasaan-perasaan lain yang buruk, tiba-tiba ada seseorang yang menghadiahimu senyuman? Bukan senyum sinis meremehkan atau senyuman orang yang tidak waras. Tapi senyuman tulus yang datang dari hati dan hanya hati pula yang bisa merasakannya. Rasa kesal serta amarahmu, seketika akan cair seperti es krim terjemur di tengah terik padang pasir karena senyum itu kan? Itulah senyum.
Senyum punya banyak arti. Kalau lihat di kamus, senyum sebagai kata benda menurut Wordnet mempunyai satu arti: “ekspresi wajah yang mempunyai karakteristik dengan membentuk hingga naik sudut dari bibir/mulut; biasanya untuk menunjukkan kesenangan atau kegirangan”.
Sedangkan senyum dalam kata kerja menurut kamus Wordnet mempunyai dua arti : pertama, mengubah satu ekspresi wajah dengan melebarkan bibir, seringkali untuk menandakan kesenangan dan kedua, cara menunjukkan ekspresi ”.
Tapi senyum tidak sekedar pengertian dalam kamus. Seperti dalam ajaran Islam, tersenyum dianggap sebagai suatu ibadah, Rasulullah saw bersabda, "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah," (HR Muslim).
Wajar jika Rasulullah berkata bahwa, "senyummu pada saudaramu adalah shadaqah, pemberian tak ternilai dari seseorang pada saudaranya". Bukankah Allah SWT mengisyaratkan dalam QS Abasa, bahwa calon penghuni syurga itu mukanya berseri-seri penuh senyuman, sebaliknya dengan calon penghuni neraka.
Pada dasarnya, semua orang bisa tersenyum, namun kadangkala karena ketidakseimbangan jiwa dan pemikiran yang membuat kita merasa sangat orang sulit untuk tersenyum. Padahal kita sama-sama tahu bahwa orang yang selalu bermuka cerah, akan selalu mendapat tempat dan disukai oleh banyak orang, sebaliknya orang yang hanya cemberut saja, mudah tersinggung dan marah akan dijauhi banyak orang.
Coba bandingkan apabila kita berjumpa seseorang dengan senyuman sumbringah di lekuk bibirnya dengan orang yang dijumpai itu mengerutkan bibir dengan tatapan mata tajam. Tak ada ekspresi senyum sedikit pun di wajahnya. Hampir pasti akan muncul respons berbeda untuk dua situasi tersebut.
Ekspresi di wajah seseorang berpengaruh langsung terhadap pola komunikasi dan bentuk interaksi sosial yang akan terjadi, termasuk ekspresi balasan yang ditampilkan kemudian. Seperti contoh kenapa orang Padang lebih banyak berbelanja ke toko-toko milik kaum tionghoa dibandingkan toko milik pribumi? Salah satu alasannya adalah mendapatkan layanan yang ramah, tidak ada paksaan harus membeli, ya khan?
Senyum merupakan salah satu isyarat nonverbal atau gesture manusia dalam berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan Leonard, Voeller, dan Kaldau(1991) menunjukkan di dalam setiap senyuman terjadi peningkatan pesan positif yang komunikatif.
Konon kata orang bangsa ini dikenal dengan bangsa yang kental keramahtamahan serta budaya luhurnya. Mungkin dulu nenek moyang kita terlalu ramah terhadap pendatang sehingga kita dijajah sampai ber-abad-abad lamanya (just kidding).
Orang mengatakan ekspresi adalah "jendela jiwa", demikian halnya senyuman dengan berbagai bentuk dan maknanya dapat dipercaya sebagai penyampai pesan yang ampuh mengenai kedalaman jiwa seseorang.
Ekman dan kawan-kawan (beberapa ahli psikologi klinis) melakukan penelitian mengenai senyuman, mempublikasikan hasil temuannya bahwa kita dapat membedakan beberapa bentuk senyuman yang tampil, juga membedakan apakah seseorang tersenyum tulus atau hanya berpura-pura demi menutup-nutupi perasaan yang sesungguhnya.
Senyuman tulus yang mengekspresikan isi hati yang gembira biasanya terjadi bersamaan dengan munculnya gerakan otot mata. Orang-orang yang mengekspresikan senyum dari hati yang tulus tentu saja didorong oleh perasaan bahagia dan gembira ketika ia melakukannya.
Sebaliknya, senyum yang terjadi hanya di bibir, yakni dengan lengkungan ke atas, sedikit atau banyak, tanpa disertai gerakan-gerakan aktif otot di seputar mata sering dihubungkan dengan ekspresi jijik. Bahkan juga kesedihan, ketakutan, kecemasan, meremehkan, sinis, ekspresi rasa iri, yang sering kali terdapat pada senyuman orang-orang yang memanipulasi perasaan negatifnya.
Senyum yang muncul sebagai ekspresi manipulasi perasaan merupakan topeng (mask). Bagi orang yang kurang peka atau tidak terlatih menangkap ekspresi nonverbal orang lain, mungkin saja sebuah senyuman dapat menyesatkan atau mengaburkan.
Akibatnya, kepura-puraan dalam interaksi sosial disebabkan pesan sosial yang tidak sampai tersebut, semakin tebal. Menyikapi keadaan dunia yang demikian, rasanya bisa pesimistis juga, jika setiap hari harus berhadapan dengan topeng-topeng wajah di sekeliling kita. Sementara kita membutuhkan nilai ketulusan pada ekspresi seseorang demi memperlancar pesan sosial dalam komunikasi.
Oh. . . Bertapa indah dan damainya dunia apabila semua penghuninya berkomitmen untuk serentak mengekspresikan senyum dari hati yang tulus dalam beberapa menit saja. Mungkin perperangan akan berhenti di muka bumi untuk sejenak.
Mari kita galakkan gerakan anti cemberut, mari murnikan hatimu, hiasi hari dengan senyuman. Lihatlah, ternyata senyuman terindah bagi seorang dokter adalah senyuman pasiennya yang baru sembuh. Senyuman terindah bagi seorang guru adalah senyuman siswanya yang lulus ujian. Senyuman terindah bagi orangtua adalah senyuman bahagia anak-anaknya. Senyuman terindah bagi bawahan adalah senyuman atasan yang bijaksana dan arief. Senyuman terindah bagi seorang sahabat adalah seyuman yang sedekahkannya disaat ia merasa membutuhkan pertolongan dan sokongan, dan begitu seterusnya. . .
(Tbg, Januari 2008)
Tersenyumlah kawan,Sebelum Tersenyum itu Dilarang.
So. . . Keep Smiling My Friend’s