Senin, 22 Juni 2009

Cuih . . ., Hanya Uang Receh

Sebuah pengalaman kecil saat antrian ngisi BBM di SPBU Tabing beberapa hari yang lalu. Berasal dari seorang bapak dengan anaknya (umur kisaran 5 tahun) dengan nomor antrian lebih kecil satu angka dari diriku. Bapak tadi membawa sepeda motor merk Megapro (nggak ada maksud kampanye) memiliki tangki minyak di depan sehingga tak perlu turun dari motor untuk mrmbuka jok seperti motorku. Kulihat anaknya yang membonceng di belakang sedang asik memainkan (lempar tangkap ke atas) uang logam bernilai 500 rupiah. Waktu sampai giliran si bapak ngisi bensin, tiba-tiba uang logam yang dimainkan si anak tersebut lolos dari tangkapannya. Uang tersebut jatuh ke lantai dan mengelinding radius 5 meter ke arah jalan raya.

Si anak tadi bilang pada bapaknya bahwa uangnya jatuh dan mengelinding ke arah sana sambil menunjuk lokasi berhenti uang logam tadi.
Jawaban yang menarik ku dengar saat ia mulai men-starter sepeda motornya setelah menyelesaikan transaksi dengan petugas SPBU.
”Udah, biarin aja. hanya uang receh yang nggak berarti, ntar papa ganti dengan yang baru”, jawabnya ketus.
”Tapi Pa, biar aku turun tuk memungutnya lagi . . .”
”Jangan bikin Papa marah . . .”, sepeda motor itu beranjak dari hadapanku.
”Bara liter diak?”, tanya petugas POM Bensin mengagetkanku.
”500 eh 10.000, Da maksuiknyo”, jawabku kikuk akibat termagu melihat drama sosial barusan.

Setelah ngisi Bensin, aku berhenti di dekat mendaratnya uang receh tadi. Kupungut uang tersebut, kutaruh di saku depan motor Beat-ku, sambil berkata dalam hati ”suatu saat dikau akan bermanfaat bagi seseorang wahai pitih logam 500 yang telah disia-siakan oleh yang mpunya”. melanjutkan perjalan pulang.

Selama perjalan pulang yang hanya tinggal beberapa ratusan meter lagi. Pikiran ini sepertinya dihatui uang receh 500-an ini (kepikiran trus maksudnya). Mungkin akibat statment atau pengajaran negatif si bapak tadi pada anaknya bahwa uang receh itu tak ada artinya. Apa susahnya berhenti sejenak untuk memungut uang tersebut, walaupun bernominal kecil.

Sampai di rumah, iseng-iseng aku mencoba menganalisa manfaat serta kekuatan dari uang receh 500 rupiah tadi, sebagai berikut:

1. Belum bisa dirimu mengakui bahwa memiliki uang sebesar 1 juta rupiah apabila kenyataanya setelah dikumpulkan hanya Rp. 999.500 (alias kurang 500 perak lagi bos)
2. Tanpa adanya uang receh nominal 500 rupiah, tak akan bisa membeli satu buah wafer coklat gery salut di Kedai dekat rumah tanpa kredit (ngutang dulu) atau debet (kelebihan/ kembaliannya tolong disimpan dulu untuk jajan berikutnya).
3. Seandainya mendadak ada saudara atau temanmu dirawat di RS M. Djamil, pengen bezuk ke sana, sampai di gerbang masuk, tentu harus bayar karcis masuk Rp. 500,-, setelah cek en ricek saku celana dan dompet yang ada cuma uang gede pecahan 100 ribuan, mungkin saat itu anda akan mendambakan kehadiran uang receh Rp. 500.
4. Kalau seandainya 4.800.000 jiwa warga Sumatera Barat sepakat serentak melemparkan uang 500 rupiah ke halaman kantor Gubernur Sumatera Barat, mungkin dengan uang 2,4 milyar rupiah yang terkumpul ini bisa membangun sebuah panti sosial yang layak huni, sehingga tak ada lagi gelandangan yang berkeliaran di jalanan kota, ya nggak?
5. Uang logam Rp. 500 juga bermanfaat untuk alat kerokan apabila anda merasa kemasukan angin, bukan kemasukan setan ya . . .
6. Selain itu juga sangat berguna saat naik bus kota, udah diteriakin pinggir, eh . . . ngak mau berhenti. Solusi cepat segera ambil uang logam Rp. 500-an, pukulkan segera ke kaca bus, niscaya itu bus langsung banting stir ke kiri, mudah-mudahan anda tak terlalu jauh kelewatan.
7. Dan kekuatan dan manfaat lain yang tak bisa disebutkan semuanya.

Kedepan, aku akan menghargai uang walaupun hanya uang receh, coba bayangkan kalau uang receh bertemu dengan uang receh, kalau sudah cukup sekarung sudah sama nominalnya dengan gajiku 2-3 tahun lho (perkiraan kasar aja). Jadi jangan anggap remeh yang kecil-kecil, karena tanpa keberadanya tentu yang besar juga tak bernilai (karena nggak punya pembanding). Hidup ini baru akan lengkap apabila ada keragaman dengan saling harga menghargai di dalamnya.

Coin a Power and Coin a chance, Go !!! (21 Juni ’09)

LUPA NAMA SEORANG TEMAN LAMA

Dalam kehidupan ini, banyak hal yang teringat dan terlupakan. Dulu nomor hape seorang sahabat dekat begitu lancar diucapkan apabila ada yang bertanya kepadaku. Tapi di kemudian hari, ketika aku butuh cepat menelpon beliau tarpaksa merudak-rudak phone book hape terlebih dahulu. Mungkin karena sudah jarang berkomunikasi akibat perbedaan jarak pengabdian atau karena kesibukan masing-masing.

Akhir-akhir ini aku sering merasa malu, karena lupa dengan nama seorang teman ketika tak sengaja bertemu? Mungkin disebabkan sudah lama tidak bertemu, atau selama persekawanan, yang bersangkutan berada di lintasan atau ring kesekian alias tak punya pengalaman menarik bersama. Apalagi seperti diriku yang cukup terkenal ini (GeEr MUTE ON).

Berkali-kali otak ini diintruksikan melakukan search by any or all of the criteria below, tetap hasilnya : search is complete, the are no results to display (dikutip dari statment mesin pencari windows).

Jadi, mau gimana lagi? Tentu aku nggak mau ngaku terus terang apa adanya. Apalagi aku orang minang, lebih suka menyampaikan sesuatu dengan kiasan yang halus atau dengan sedikit basa-basi.

Sorry sanak, bilo kito kenal atau sobok tu?”

Sah-sah saja kalimat di atas diungkapkan pada seorang teman yang tiba-tiba muncul di depan hidungmu. Tetapi ada dua kemungkinan yang akan terjadi pasca itu.

Pertama, yang bersangkutan memaafkan kelupaan mu dan memberikan bantuan ingatan, sehingga ketahuan juga pada lintasan waktu mana kita pernah bertemu. Kedua, bisa sebaliknya, yang bersangkutan menjadi tersinggung sehingga menghentikan pembicaraan dengan balik kiri graaak pergi meninggalkan dirimu. Biasanya kemungkinan kedua ini sering terjadi pada teman yang berjenis kelamin perempuan, aneh ya ?

Tapi diriku tidaklah seperti itu, karena keterusterangan itu batampek-tampek. Apabila diriku menghadapi kondisi demikian, sikap pertama yang harus dilakukan adalah memasang tampang bersahabat (tersenyum atau beri perhatian sewajarnya), ya . . . layaknya seperti bertemu seorang sahabat karib.

Langkah selanjutnya kawan-kawan bisa memilih trik-trik di bawah ini:

1. Ketika bertemu dengan mysterious person in your mind, lihat sisi kanan atau kiri anda. Kalau anda tidak sendiri alias berbarengan dengan teman atau beberapa orang teman lain, trik yang paling tepat anda lakukan adalah:

Oii . . . Chalid . . . Lamo kito dak basuo !”

Eh . . . Iyo, kama se salamo ko? Kenalkan kawan ambo !”

So pasti otomatis dia akan menyebutkan namanya, dan misteri pun terpecahkan dengan mudah.

2. Bagaimana kalau kondisinya lagi sendirian? Nggak usah bingung, cara paling mudah yakni menggunakan kata sapaan/ kata ganti orang yang sesuai. Kata sapaan yang akan digunakan sangat tergantung pada usia, jenis kelamin yang bersangkutan, atau pertimbangan-pertimbangan lain.

Beikut kamus sapaanku :

  • Sanak / Sodara/ Bro = untuk teman seusia, bisa teman sekolah, kuliah, atau organisasi dulu.
  • Adinda/ Dinda = untuk teman perempuan yang rasanya lebih muda seperti adik-adik Kohati (kader HMI-wati) atau junior waktu kuliah.
  • Kakanda/ Bang/ Uda = untuk yang lebih tua sedikit usianya dariku.
  • Bapak/ Ibu = untuk yang lebih tua lagi umurnya dari ku alias se-leting dengan orang tuaku.
  • Mamak/ Bundo/ Mintuo = kata sapaan khusus yang aku gunakan apabila bertemu dengan teman-teman se-profesi di kantor (apabila lupa atau tak tahu nama jalasnya). Cukup berhasil, karena setiap menggunakan kata sapaan di atas, mereka rata-rata membalas dengan senyuman bahkan beberapa menganggap hal tersebut serius (mau ngikat diriku jadi mantunya).

Walaupun kelihatannya mudah, hal ini butuh kecepatan berfikir terutama dalam pengklasifikasian orang, karena sedikit kesalahan saja, bisa bikin kening si misterius guy berkerut lho.

3. Trik lain yang agak lumayan modern, yakni pura-pura minta nomor HP-nya.

Ondeh sanak, nomor hape sanak ilang dek ambo, dulu kartu sempat hilang, subanta ambo ambiak hape ko dulu, hmm . . . tolong namo lengkap sanak ciek? Soalnyo ambo acok paniang nulis namo kawan-kawan, po lai samo panggilannyo”, sambil nyengir.

Catatan: cari alasan yang benar, ntar benar-benar hilang nomor hapemu baru tau rasa.

Trik ini cukup oke, berhasil aku praktekin beberapa kali, asal tidak meminta nomer hapenya setiap kali bertemu, itu namanya konyol bos . . . !

4. Trik keempat, tebak saja langsung panggilan yang bersangkutan (sesuai rekomendasi otakmu walaupun ragu).

“Eh . . . anak teknik UNP dulu kan? Kalau ndak salah Andi, iyo kan? Bilo kito sobok terakhir yo? Tambah gagah se kini mah”

Kalau benar tebakanmu, amanlah dikau, dan kalau salah? Tenang tentu dia akan menyelesaikannya sendiri. Walau kemungkinan terbesar dia akan menjawab dengan wajah bete, dan dalam hati berkata :

“Ondeh pede nyo lai anak ko, lah salah ma nakok namo ambo, masih se cangar-cengir ndak maraso salah. Mungkin patang-patang ko kapalonyo cok talantuak jo pintu wece makonyo agak hank, tapi nyo lai elok mah !”

He . . . He . . . GeEr-nya MUTE ON lagi . . .

Kalo salah tebak ngak usah malu, segera tutup mukamu dengan sapu tangan atau jaket, bilang maaf, trus segera tinggalin dia . . . (just kidding).

5. Trik kelima adalah coba perhatikan badan teman anda tersebut kalau ada tersemat nama tag atau sejenisnya, tinggal baca namanya, selesai. Kalau nggak ada, kasih saran agar lain kali makai name tag dong choy !

Kalau di area kampus Unand, hal ini cukup berhasil ku terapkan, sekalian jadi penyambung lidah rektor agar semua pegawai dan dosen menggunakan name tag, kalo tidak, niscaya rektor bakalan cuek waktu di sapa saat berpapasan,

Suweeer. . . !!!

Ingat dulu pengalaman berbarengan naik lift dengan rektor, dicuekin abizzz . . . gara-gara lupa makai itu-tu, benar-benar pengalaman yang memalukan.

6. Trik selanjutnya adalah berharap salah satu temannya dari seseorang yang kita lupa tiba-tiba muncul dan kemudian menyapa namanya (kejadian ini sangat tipis peluangnya (1 : 100). Jadi jangan berharap terlalu banyak pada trik ini, mudah-mudahan anda adalah orang beruntung di setiap waktu.

7. Trik terakhir dari saya adalah pura-pura sibuk alias kabur dengan seribu alasan, contoh:

Maaf sanak, ambo takaja, di ateh lah ado nan manunggu dari tadi, bilo-bilo kito carito-carito yo !!!

Ondeh, ambo sadang tasasak nan dak ka toilet, beko kito basobok liak”

Mengulur waktu sehingga kita punya waktu yang cukup untuk mengingat si misterius.

Catatan : kalau alasan ke toilet jangan mengarah ke kafe atau tempat lain, janji di atas jangan turun ke bawah, kelihatan bohongnya kawan, hati-hati . . .!!!

Itulah sejumlah trik yang bisa aku share pada kawan-kawan. Hal ini hanyalah kumpulan pengalaman sehari-hari saja. Mungkin kawan-kawan punya trik lain yang lebih jitu dan ampuh, juga tolong dibagi.

Terakhir, buat teman-teman yang merasa bahwa aku menggunakan salah satu trik di atas saat kita bersua. Aku mohon maaf atas kealfaan diriku ini terutama buat adik-adik di HMI dan mahasiswa UNP yang nggak bias terhapalkan lagi namanya satu persatu because I am only human not angels, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.

(Posko Khatib/ 22 Juni ’09)